Makanan ringan (snack) adalah makanan yang dikonsumsi disela-sela waktu makan dan bukan merupakan makanan pokok yang harus kita makan setiap hari secara teratur. Tapi pada kenyataannya, anak-anak justru lebih menyenangi untuk memakan snack dari pada makanan pokoknya sendiri seperti nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Hal inilah yang seringkali terjadi, sehingga anak-anak menjadi malas untuk makan dan akibatnya asupan gizi yang seharusnya mereka dapatkan dari makanan pokok tergantikan oleh snack tersebut.
Padahal kita tahu bahwa snack tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya untuk perkembangan fisik dan mentalnya di masa pertumbuhan. Tidak ada salahnya bila sekali-sekali anak-anak mencicipi snack tersebut tetapi bila terus menerus, ini akan berakibat negatif terhadap kesehatan.
Makanan ringan sendiri terbuat dari tepung beras, tepung kentang, jagung ataupun singkong. Snack hanya diperlukan untuk mengisi lambung agar tidak terlalu lama kosong selain sebagai penambah kalori, vitamin dan mineral. Dalam makanan ringan pada umumnya juga ditambahkan bahan-bahan lain misalnya monosodium glutamat (MSG) sebagai penyedap, bahan pengawet, bahan pewarna, bahan pemanis dan juga ditambahkan bahan anti pengempal yang biasanya ditambahkan pada minuman serbuk, dan bumbu snack. Bahan-bahan tersebut bila ditambahkan sesuai takaran yang disarankan tidak menjadi masalah tetapi bila diberikan tidak sesuai aturan, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan.
Monosodium glutamat (MSG) atau biasa disebut vetsin ditambahkan untuk memberikan rasa gurih yang sangat disukai oleh anak-anak. Dalam hal penambahan MSG di dalam makanan ringan harus sesuai aturan. Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) mempersoalkan kandungan MSG pada makanan ringan yang dikonsumsi anak karena banyak makanan ringan yang beredar tidak mencantumkan nilai pemberian MSG dan hal tersebut dapat saja mengancam kesehatan anak.
Hasil penelitian PIRAC sejak Juni sampai Juli 2003 menemukan bahwa dari 13 produk snack yang diteliti, 7 diantaranya tidak menyebutkan MSG dalam kemasan, padahal sesuai UU Perlindungan Konsumen Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 Tahun 1988 tentang bahan tambahan makanan, jumlah kandungan MSG harus disebutkan. Lebih lanjut, terdapat 6 produk snack mencantumkan kandungan MSG namun tidak menyebut kadar kandungan MSG secara tegas.
Menurut hasil penelitian dari lembaga pengawasan makanan di Amerika tahun 1995, batas aman MSG yang dapat dikonsumsi adalah kurang dari 2 gram sedangkan bila melebihi, dapat menyebabkan alergi. Kadar hingga 5 gram akan membahayakan bagi yang menderita asma. Untuk ibu hamil dokter juga menyarankan untuk tidak mengkonsumsi MSG karena dikuatirkan akan mempengaruhi perkembangan janin.
Dalam makanan ringan bahan pengawet juga ditambahkan dengan tujuan untuk memperpanjang daya simpan. Begitupun pemanis sintetik yang sering kita jumpai dalam makanan ringan, menimbulkan rasa manis dan dapat mempertajam penerimaan indera perasa terhadap rasa manis. Pemanis buatan yang sering dipakai adalah siklamat dan sakarin. Pemberian siklamat atau sakarin yang berlebihan akan menyebabkan radang tenggorokan. Kandungan ini dapat dirasakan dimana semakin tinggi konsentrasi pemanis bauatan, maka lidah akan terasa pahit dan getir.
Pada makanan ringan juga ditambahkan zat pewarna agar tampak semakin menarik. Karena kita tahu anak-anak akan lebih menyukai makanan ringan yang mempunyai warna yang menarik. Kita perlu curiga terhadap snack yang berwarna mencolok kemungkinan bisa saja snack tersebut diberi pewarna tekstil misalnya Rhodamine B untuk memberikan warna merah atau Methanil Yellow untuk memberikan warna kuning. Pemberian warna dengan pewarna tekstil sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung residu logam berat yang dapat mengakibatkan diare, alergi, bahkan kanker sampai rusaknya ginjal. Adanya pewarna terkstil pada makanan dicirikan dengan timbulnya rasa pahit dan bila menempel di tangan hanya dapat hilang bila dicuci dengan sabun.
Jadi sebagai orang tua ada baiknya bila selalu memperhatikan anaknya di saat mengkonsumsi makanan ringan. Apakah makanan itu layak dikonsumsi bisa dilihat dari warnanya, bau aromanya yang tidak tengik karena rusak/terkontaminasi oleh mikroorganisme, tidak berjamur, terdapat tanggal kadaluarsa, nomor Depkes atau nomor BPOM serta komposisi dari makanan tersebut apakah terdapat kandungan bahan berbahaya yang berefek negatif terhadap kesehatan atau tidak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Membuat perangkat USB bootable dengan mudah
Rufus adalah alat yang membantu untuk memformat dan membuat perangkat USB flash menjadi bootable, seperti flashdisk, kartu memori, dll. Rufu...
-
Kumpulan Power Point Biologi SMA/MA Kelas XII, silakan di download semoga bermanfaat Bab 1 PERTUMBUHAN DAN.ppt Bab 2 METABOLISME.ppt ...
-
Silakan Download Power Point Biologi Kelas XI semoga Berguna Bagi Para guru, Mahasiswa atau siswa 1. Sel 2. Jarinngan Tumbuhan ...
-
Judul tadi rasanya sangat panjang sekali, apabila golongan darah bapak A dan Ibu B mungkinkah anak golongan darah O. Jawabnya simak berikut...
jawaban dari horier :
BalasHapusklo mas pingen modif blog pke iconfinder itu harus format PNG, klo udah baru di upload gambarnya nitip di blog atau hosting baru di ambil linknya ???
klo icon itu untuk modif komputer windows mas pke tuneup !!!
Kita sbg ortu memang harus hati-hati ahkan super waspada menghadapi ribuan menu snak yang membuat anak-anak kita terlena, tetapi sangat berbahayaa
BalasHapusSelain peran serta orang tua, peran serta pemerintah juga sangat di perlukan untuk mengawasi jajanan anak-anak.
BalasHapusInfo bagus...
BalasHapusjadi tau ni..
keep posting ya..
Walaupun mengkonsumsi makanan ringan berlebih berbahaya untuk kesehatan, namunn sulit untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
BalasHapusInfo yg bermanfaat kawan..
BalasHapusmemang makanan ringan gtu tak baik bila di konsumsi terlalu sering oleh anak2.
karna zaman skrng mah serba Instan..
Nice info.
BalasHapusthanks ya infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id