Ketika perut berbunyi seolah sedang bernyanyi, biasanya kita menduga bunyi itu sebagai pertanda bahwa perut kita sedang lapar dan harus dipenuhi dengan makanan untuk meredam bunyi tersebut. Padahal, "rasa lapar" tak selalu berarti kita membutuhkan makanan.
Menurut para ahli di American Academy of Family Physicians, sinyal lapar sering kali merupakan hasil dari kebutuhan fisik dan emosional yang dirasakan.
Secara umum ada beberapa kondisi yang bisa memunculkan sinyal lapar:
- Dehidrasi
Ciri-ciri tubuh mengalami dehidrasi adalah lemas dan mengantuk. Ini hampir sama dengan ciri-ciri ketika kita merasa sangat lapar. Dan tubuh akan memberikan reaksi yang sama, yaitu meminta kita untuk memasukkan makanan sebagai sumber energi baru. Karena itu, untuk mereka yang sedang berdiet, sebaiknya cukupi kebutuhan cairan tubuh.
- "Craving" atau ingin sekali makan sesuatu
Perasaan ingin mengonsumsi makanan tertentu, seperti cokelat, es krim, atau makanan asin, bisa menyebabkan perut terus-menerus "keroncongan". Craving tersebut bisa disebabkan karena berbagai hal, mulai dari tubuh kekurangan zat mikro tertentu sampai karena dorongan emosi.
- Sedang stres
Saat emosi sedang tidak stabil, mulai dari merasa marah, kesepian, atau sedih, perut cenderung terasa kosong karena pada dasarnya ada kebutuhan untuk mencari makanan tertentu yang bisa memberi efek menenangkan.
- Butuh nutrisi
Ketika tubuh kekurangan energi, maka ia akan mengirimkan sinyal lapar ke otak. Bila sudah tiba waktunya makan, sebaiknya segera isi perut Anda dengan makanan bergizi. Bila kita menundanya terlalu lama, bisa-bisa kepala menjadi pusing, sulit berkonsentrasi, dan mulai merasa kelelahan karena gula dalam darah menipis. Semakin Anda membuat perut lapar maka makin banyak pula makanan yang diasup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar